Tiba di stasiun kereta, aku langsung cari ojek.
Entah nasib baik,
entah nasib buruk, aku mendapat
tukang ojek yang, astaga, adalah
guru Sejarah-ku dulu.
...
“Wah, juragan dari Jakarta pulang
kampung,”
beliau menyapa. Aku jadi malu dan salah tingkah.
“Bapak tidak berkeberatan mengantar saya ke rumah?”
Nyaman
sekali rasanya diantar pulang Pak Guru
sampai tak terasa ojek sudah
berhenti di depan rumah.
Ah, aku ingin kasih bayaran yang
mengejutkan.
Dasar sial. Belum sempat kubuka dompet, beliau
sudah lebih dulu permisi lantas melesat begitu saja.
Di teras
rumah Ayah sedang tekun membaca koran.
Koran tampak capek dibaca
Ayah sampai huruf-hurufnya
berguguran ke lantai, berhamburan ke
halaman.
Tak ada angin tak ada hujan, Ayah tiba-tiba
bangkit berdiri dan berseru padaku: “Dengan kata lain,
kamu tak akan
pernah bisa membayar gurumu.”
(2004)
Puisi di atas
karya penyair Joko Pinurbo, yang saya kutip dari status FB teman, Tomy Widiyatno Taslim Hasta
Indriyana. Selamat Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2012! :-)
bagus-baguslah.. hidup guru kita
Ok thanks lank,...
Posting Komentar