Sayangilah Aku Hingga Ujung Waktu
23.13.00
''''Catatan blog saya kali ini mungkin agak sedikit gimana gtu, tapi saya yakin ini sangat bermanfaat bagi pemuda sekarang (mudah-mudahan) hehehh
Kalau kita berbicara tentang pernikahan, pasti semua mengharapkan yang enak-enak atau kondisi ideal. Normal aja dong, kalau mengharapkan kriteria ideal untuk calon pasangan hidupnya. Sang pemuda mengharapkan calon istri yang cantik jelita, keluarganya tajir, pinter, akhlak mulia, sholehah, dll. Begitu juga sang wanita ingin punya suami yang ganteng, kaya, sabar, pinter, bertanggung jawab, setia, akhlaknya memikat, dan sebagainya. Coba bayangin semua ini terjadi pada diri kita, wuah…surga dunia tuh! Siapa sih yang gak mau, iya gak?
Saat kita lanjut usia, rambut mulai satu-persatu rontok, raga pun perlahan rapuh dan sepuh, sang istri atau suami masih tetap setia mendampingi. Saat di pembaringan, ada yang mijitin pundak hingga kitapun tertidur pulas. Saat dingin menyerang rangkulan kekasih pun semakin erat, bersama saling menopang saat kaki-kaki kita semakin melemah. Kalau sedih ada yang menghibur, saat senang, apalagi, wuah…uendah nian.
Kalau kita berbicara tentang pernikahan, pasti semua mengharapkan yang enak-enak atau kondisi ideal. Normal aja dong, kalau mengharapkan kriteria ideal untuk calon pasangan hidupnya. Sang pemuda mengharapkan calon istri yang cantik jelita, keluarganya tajir, pinter, akhlak mulia, sholehah, dll. Begitu juga sang wanita ingin punya suami yang ganteng, kaya, sabar, pinter, bertanggung jawab, setia, akhlaknya memikat, dan sebagainya. Coba bayangin semua ini terjadi pada diri kita, wuah…surga dunia tuh! Siapa sih yang gak mau, iya gak?
Saat kita lanjut usia, rambut mulai satu-persatu rontok, raga pun perlahan rapuh dan sepuh, sang istri atau suami masih tetap setia mendampingi. Saat di pembaringan, ada yang mijitin pundak hingga kitapun tertidur pulas. Saat dingin menyerang rangkulan kekasih pun semakin erat, bersama saling menopang saat kaki-kaki kita semakin melemah. Kalau sedih ada yang menghibur, saat senang, apalagi, wuah…uendah nian.
Namun,
menurut Hasan Al Banna, waktu itu adalah kehidupan, ia tak pernah
berhenti sesaatpun, seiring waktu berlalu, istri semakin keriput dan
endut. Tapi menurut sang suami, “Istriku masih yang tercantik,”
sementara suami pun perutnya udah buncit, tapi menurut sang istri,
“Engkaulah satu-satunya Pangeran dalam istana hatiku.”
Kebesaran Allah SWT pun selalu
tampak di dalam rumah tangga. Setiap anggota keluarga melakukan sholat
berjamaah, qiyamullail, membaca Al Qur’an, tasbih, tahmid, saling
bertausyiah, bermaafan, menasehati, dan mengingatkan. Inilah hasil dari
sepasang anak manusia yang menikah karena ingin mengharapkan ridho-Nya
dan cita-cita Islam serta kemegahan ajaran-Nya. Inilah dia surga yang
disegerakan sebelum surga yang kekal abadi.
Semua di atas adalah harapan
setiap pasangan. Namun, tak jarang juga ditemukan dalam suatu keluarga
yang terjadi adalah sebaliknya. Dari istri yang dibilang gak pinter
mengatur rumah tangga, menjaga anak, atau suami yang selalu pulang
malam tak peduli dengan anak dan istri, dan macam-macam lagi. Kata
nista, kata-kata yang nyelekit, tuduhan, makian bahkan saling memukul,
bisa juga terjadi pada sebuah keluarga, yang gini nih sepet banget!
Rumah tangga serasa bagai hidup di neraka, tak ada ketenangan apalagi
kasih sayang.
Emang ya, segala sesuatu itu
bisa tak seindah bayangan semula. Ada bunga-bunga indah, namun cukup
banyak juga onak dan duri yang siap menghadang. Karena itu, berbagai
masalah kehidupan dalam lembaga pernikahan harus dihadapi secara
realistis oleh setiap pasangan.
Apalagi hidup di zaman seperti
sekarang ini memang tak mudah, namun Al Qur’an memberikan arahan dalam
kehidupan berumah tangga,”…. dan musyawarahkanlah di antara kamu
(segala sesuatu) dengan baik…. [QS Ath Thalaaq: 6]”….. dan janganlah
kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari
apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan
pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut.
Kemudian, bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena
mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya
kebaikan yang banyak.” [QS An Nisaa’: 19]
Seperti gading, tak ada yang tak
retak, begitu juga manusia, tak ada yang sempurna. Setiap kita pasti
ada kekurangannya, bisa saja seorang suami atau istri terlihat
mempunyai satu kekurangan, namun kalau dipikir-pikir lebih banyak
kelebihannya. Apakah kekurangannya saja yang diperhatikan oleh
pasangannya atau kedua-duanya dengan pertimbangan yang adil?
Konflik dalam kehidupan rumah
tangga juga tak jarang menyebabkan banyak pasangan kehilangan cinta
yang dulunya mempersatukan mereka, dan Allah SWT juga telah memberikan
arahan yang jelas, *”Hai orang-orang mu’min, sesungguhnya di antara
isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka
berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak
memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” [QS At Taghaabun: 14]
Karena itu, sesungguhnya dalam
kehidupan berkeluarga yang kita harapkan adalah indahnya keampunan
Allah dan surga-Nya, juga kasih sayang orang-orang yang terdekat dengan
kita, yang setiap hari saling membutuhkan, karena itu ’sayangilah aku
(pasangan hidupmu) hingga ujung waktu.’
Wahai akhi wa ukhti fillah, mari
kita saling mendoakan ya, Semoga dengan kita mengambil panduan Al
Qur’an dan sunnah Rasul-Nya serta contoh teladan dari keluarga
Rasulullah SAW, akan semakin banyak rumah tangga yang tadinya kurang
sakinah kembali menjadi sakinah, rumah tangga yang sakinah menjadi
lebih sakinah, dan insya Allah pula saudara-saudara yang belum berumah
tangga dikabulkan do’anya berupa pasangan hidup yang sholeh atau
sholehah... (By : Abu Aufa)
Sumber : www.tentang-pernikahan.com
Posting Komentar