My Diary.
to Share my Life Events

Garut bukan wisata bencana!

Bissmillahirrahmanirrahim...
Sahabatku yang ada diseluruh Indonesia, pada kali ini saya akan sedikit berbagi cerita untuk pengalaman saya yang sangat luar biasa ini, seblumnya saya tekankan  ini BUKAN kegiatan wisata bencana tapi ini kegiatan silaturahim kami dari Sukabumi yang diwakili oleh Mahasiswa Sukabumi  terdiri dari beberapa kampus tergabung dalam sebuah forum BKLDK (Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus) dalam rangka ikut prihatin dan membantu warga Garut dalam mengembalikan suasana yang harmonis, dimana setiap warga bisa senang menyaksikan acara tv, bisa tidur dengan nyenyak, bisa makan dengan lahap, anak-anak bisa belajar disekolah yang mereka cintai, bisa beribadah dengan khusu dan sejahtera, tapi itu semua tidak saya temukan di Garut yang terkena bencana.

Kita mendengar, melihat dan merasakan betapa turut prihatin atas bencana banjir bandang Garut bulan lalu, tentu ini menjadi sorotan dan tanggungjawab kita semua sebagai manusia yang bersosial.

Menjelang maghrib ke Garut
Kami berangkat bukan so banyak uang, bukan so Soleh, apalagi hanya sekedar pencitraan, kami berangkat dengan dorongan dan niat berdakwah serta rasa empati kami terhadap saudara-saudara kita, Alhamdulillah saya bersama yang lain bisa sedikit membantu baik materil maupun tenaga serta doa, Kami berinisiatif mengumpulkan dana dari masyrakat Sukabumi juga baju sembako dll kita berangkatkan ke sana.
Mahasiswa Sukabumi (BKLD Sukabumi)
Mahasiswa tanggap bencana, 
Inilah profil salah satu Relawan yang saya kutif dari Rumah Yatim, sebagai bentuk kepedulian kepada korban bencana banjir Garut maka dikerahkanlah sekitar 15 relawan untuk membantu korban bencana baik dari pemberiaan baju ganti, santunan sembako hingga mendirikan posko kesehatan. Dimana posko kesehatan tersebut terdiri dari para dokter, perawat, apoteker dan lain sebaganya. Mereka bahu membahu membantu para korban dalam hal medis yang sangat dibutuhkan, salah satu relawannya adalah Dr. Tata demikian dia disebut. 

Dokter yang memiiki nama asli Ipsyana Kemala Andriani Ini sudah 2 tahun mengabdikan dirinya sebagai relawan Rumah Yatim. Selama menjadi relawan banyak pengalaman yang dia rasakan namun yang membuat dirinya tertantang dan semakin menggerakan jiwanya untuk lebih membantu adalah menjadi relawan banjir kali ini.
“ini adalah pertama kali saya mengatasi korban bencana, dan ini pengalaman yang luar biasa.” Ujarnya
Rasa sedih, haru dan campur aduk dirasakan dokter cantik ini, apalagi tatkala dia melihat sekeliling kota garut, reruntuhan bangunan berserakan dimana-mana, air keruh tergenang, sampah berserakan juga lumpur yang melekat hingga menodai sepatu dan menciprati pakaiannya. 
Dr. Tata (Relawan Canti Garut)

“sampai di lokasi pukul 08 pagi, saya langsung meilihat kesekeliling, semuanya sangat memprihtinkan.” Ujarnya. 
Keprihatinan tata semakin menjadi tatkala bersentuhan dengan korban yang menjadi pasiennya, terlihat mereka melamun meratapi nasib, sebagian mereka menangis belum mampu menerima kenyataan harta benda mereka raib dilalap air bah. 
Tata pun tak tinggal diam, dokter lulusan Unversitas  Islam Sultan Agung semarang ini mencoba menguatkan mereka memberikan pelayanan terbaik, mengobati mereka semaksimal mungkin agar mereka merasakan empati yang dirasakan olehnya. 
“Mereka masih trauma, mereka takut kalau ada banjir susulan sehingga sampai sekarang mereka belum bisa tidur.” Papar Tata yang menerima keluhan dari warga masyarakat.
Hingga kini Tata mendapatkan 86 pasien dengan keluhan yang beragam, ada yang mulai terjangkit, gatal-gatal, diaere,  batuk pilek, pusing. Untuk lansia kebanyakan mereka pegal-pegal hingga darah tinggi.

Bukan untuk selfie, 
Tidak sedikit dari masyarakat luar yang membantu atau relawan yang didominasi oleh ormas Islam, namun sangat disayangkan ketika banyak anak muda yang datang hanya sekedar melihat ditambah untuk berfoto, selfie yang dikhawatirkan bisa menambah kesedihan warga Garut, semoga saja tidak seperti itu niatnya. 
Inilah yang bisa saya bagikan kepada sahabat-sahabat semoga bisa menjadi inspirasi dan motivasi dalam berbagi sesama, mengambil hikmahnya sebagai pelajaran, banyak mengingat Allah swt, bersyukur, dan terus berdoa, semoga bermanfaat.
Wassalam.


  •  
Unknown Unknown Author

Kamu Pengunjung Ke

Sobat Kang Agus